Mudah Menulis Deskripsi dengan Media Pemodelan
Oleh Uswatun Khasanah, S.Pd.
Guru SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap
Permendikbud Nomor 160 tahun 2014 tentang pemberlakuan Kurikulun Tahun 2006 dan Kurikulum Tahun 2013 menyatakan bahwa satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dapat melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 paling lama sampai dengan tahun pelajaran 2019/2020. Hal ini mengisyaratkan bahwa seluruh staekholder harus menerapkan Kurikulum 2013 selambat-lambatnya tahun pelajaran 2019/2020.
Perbedaan esensial dari pemberlakuan kurikulum 2013 ditandai dengan penerapan pembelajaran berbasis teks. Pembelajaran berbasis teks berorientasi pada kemampuan siswa untuk menyusun teks. Oleh karena itu, peserta didik dituntut mampu memahami berbagai jenis teks dan menghasilkan karya tulis dari berbagai jenis teks tersebut. Namun demikian, dalam pelaksanaan di lapangan banyak peserta didik yang mengalami kesulitan untuk menuangkan ide-idenya menjadi karya tulis.
Salah satu jenis teks yang diajarkan melalui penerapan Kurikulum 2013 adalah teks deskripsi. Teks deskripsi adalah teks yang menggambarkan suatu objek atau keadaan tertentu dengan serinci-rincinya berdasarkan sudut pandang pribadi penulisnya (Kosasih, 2019: 16). Dalam pembelajaran menulis teks deskripsi pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap tampak bahwa keterampilan peserta didik masih rendah. Selain itu, keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran pun masih rendah.
Dalam proses belajar mengajar, penguasaan materi dan cara menyampaikannya merupakan syarat yang sangat esensial. Guru memegang peran sebagai sutradara sekaligus aktor. Artinya, guru yang bertugas dan bertanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pengajaran di sekolah. Oleh karena itu, rendahnya kemampuan menulis teks deskripsi tersebut perlu diupayakan penyelesaiannya melalui strategi, metode, maupun media pembelajaan yang dapat menghasilkan pembelajaran yang optimal.
Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses dan hasil belajar menulis teks deskripsi adalah media pemodelan. Pengggunaan media pemodelan diharapkan mampu mempermudah penuangan ide-ide dalam menulis teks deskripsi. Pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan para peserta didik untuk belajar dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswa melakukan (Nurhadi, dkk, 2003: 49). Dengan media ini, diharapkan peserta didik memiliki gambaran konsep maupun langkah-langkah pengerjaan yang sistematis sehingga peserta didik tidak mengalami kebingungan.
Media pemodelan yang digunakan dalam pembelajan menulis teks deskripsi di Kelas VII SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap dibuat sederhana namun menarik minat peserta didik dan tidak menimbulkan kebigungan. Adapun komponen yang dimunculkan dalam media pemodelan menulis teks deskripsi ada 3 bagian. Pertama, penyajian gambar objek. Agar lebih menarik, gambar objek dibuat berwarna dan berukuran cukup besar. Kedua, bagian-bagian perincian objek. Bagian ini dibagi menjadi tiga bagian disesuaikan dengan struktur teks deskripsi (gambaran umum, deskripsi bagian, dan simpulan). Ketiga, hasil teks deskripsi. Bagian ketiga ini menyajikan pengembangan dari rincian objek yang dibuat pada bagian sebelumnya.
Pada proses pembelajaran di kelas VII SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap, peserta didik diajak untuk mengamati media pemodelan menulis teks deskripsi. Dengan mencermati media pemodelan tersebut, secara tidak langsung peserta didik memahami tahapan-tahapan dalam menyajikan teks deskripsi. Di samping itu, media pemodelan dapat meningkatkan antusias peserta didik terhadap proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan keaktifan peserta didik untuk melakukan tanya jawab dengan guru terkait dengan pengembangan ide dalam penyajian teks deskripsi.
Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa guru memegang peranan penting dalam mengembangkan proses pembelajaran yang menarik. Guru tidak seharusnya berkutat pada metode ceramah yang hanya bersifat teoretis dan tidak mengaktifkan peserta didik. Pengembangan pembelajaran yang menarik dengan media pembelajaran yang bervariatif sangat mutlak diperlukan untuk menjawab tantangan zaman dan memenuhi tuntutan penerapan Kurikulum 2013. Penggunaan media pemodelan selain dapat meningkatkan keterampilan menulis teks deskripsi ternyata mampu meningkatkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran.